Senin, 16 Januari 2012

Politik Branding and Public Relations

Pagi tadi saya menghadiri seminar yang disponsori dan bertempat di kampus saya, The London School of Public Relations - Jakarta. What a new experience for me, karena seminar itu menghadirkan empat narasumber politis yang terkemuka, mereka adalah Bapak Ramadhan Pohan (Demokrat), Ganjar Pranowo (PDI), Fadli Zon (Gerindra), Indra Jaya (Golkar) dan satu dosen PR Online saya Mr. Silih AW


Awalnya seminar itu sangat membingungkan mengingat situasi politik Indonesia yang sudah dibilang "untrustworthy" dan sulit dipahami. Judul seminar tersebut ialah "Politic Branding and Public Relations". Juga membahas buku yang dikeluarkan oleh Mr. Silih. Tapi hal itu tersebut menjadi menarik di dalam sesi tanya-jawab. Salah satu teman kelompok saya Tarida menanyakan hal yang pernah terjadi di Indonesia mengenai foto pak SBY yang sperti tertembak dan pertanyaan jelasnya adalah: " Bagaiman pendapat Bapak Presiden mengaku di depan pers bahwa beliau juga terancam menjadi target para teroris dan hal ini diliput oleh rekan pers dan di umumkan kepada rakyat, lalu menjadi agenda setting dan akan membuat rakyat simpati apakah itu cara politisi membentuk citra secara hemat?"


Jawaban yang diberikan pun berbeda dan keempat narasumber tersebut terlihat saling memojokkan demokrat secara halus (mengingat mereka adalah partai berkoalisi dulunya, jd tidak mengherankan) malah membuat saya sebagai pelajar tertawa kecil melihat mimik para narasumber diluar partai demokrat.


Jawaban yg diberikan Bpk Ramadhan Pohan: Bapak Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono tidak mengincar pecitraan malah bapak SBY menjauhi politik pencitraan. SBY pasti mengundang media dalam menyampaikan sesuatu. citra baik tidak selalu di sampaikan ke pers demi mengejar pencitraan. Mari kita perangu politik pencitraan.


Bapak Pranowo: " dengan nada yang menurut saya agak menyindir partai demokrat " beliau menyampaikan di masa pak SBY pembangunan berhasil, mari dukung selalu presiden kita.


 Perwakilan Gerindra Bapak Fadli Zon menjawabnya berbeda: Pencitraan bukan musuh bagi partai politik, justru itu dibutuhkan atau penting untuk partai politik. Apalago dengan pencitraan yang baik haruslah kita mendukungnya


Pak Indra Jaya menjawabnya lagi dengan lebih regas: Gambar pak SBY saay itu dipake untuuk sosialisasi saat pilpres dengan cara menyeblos. Itu informasi yang saya dapatkan ketika foto tersebut beredar. bisa saja intel kita salah informasi. Kemungkinan juga bisa dikatakan itu saalh satu trik untuk maju pemilu, karena setiap parpol mempunyai cara komunikasi mereka yang berbeda-beda..


Dari keempat jawaban itu, marilah kita simpulkan sendiri. Sebaiknya kita sebagai warga negara ikut mengawasi jalannya hidup politik. Bila kita semakin acuh, bisa saja para politisi tersebut bebas melakukan hal yang mereka sukai.


Berikut saya tampilkan beberapa foto saat seminar tersebut berlangsung









Foto paling atas disaat Bapak Pohan selesai menjawab pertanyaan
Foto ditengah ialah saat membagikan penghargaan dan bingkisan kepada empat narasumber dan moderator
Foto paling bawalah adalah foto bersama dengan keempat narasumber politisi, beberapa anggota PERHUMAS dan Ketua Perhumas juga Pemilik Stikom The London School of Public Relations -Jakarta Ibu Prita Kemal Gani.